Selasa, 29 Maret 2011

Kapan Saat Nya Nonton Serius?

Kata Cak Nun, dalam salah satu buku nya, "Humor itu serius", begitu juga tulis nya Kang Sobari, "Dagelan juga serius", lho koq bisa, sanggah seorang teman, menyangkal nya, dan mencoba meminta apa alasan nya? . Desak si teman ini. Bagi saya, memang dagelan itu serius, baik oleh pelaku yang ndagel dan yang menonton nya. Bayangkan saja, sebuah pekerjaan yang di tuntut untuk mengocok perut penonton, dan memancing tertawa dari si pemirsa, maka para pelaku nya membutuhkan cara, dan akal tersendiri bahkan talenta yang tidak di miliki oleh sembarangan orang, bahkan sekolahan nya pun tidak ada.

Penonton tidak perduli, bagaimana suasana hati dagelan yang sedang di tonton nya, apakah sedang sedih, gelisah, merana atau nelangsa, pokok nya tuntutan mereka satu, buat kami tertawa begitu kira-kira. Oleh sebab itu dagelan butuh cara serius untuk bisa di guyu dan di sorakin penonton nya, semakin di sorakin maka semakin sukses kerja mereka. begitu kira-kira standar nya pekerjaan humoris.

Begitu juga bagi penonton dagelan,dia butuh konsentrasi untuk bisa tertawa melihat tontonan yang kocak dan lucu. Seandai nya kita sedang menonton sebuah acara humor di TV, dan kita tidak serius, maka di jamin kita tidak akan bisa tertawa, tersenyumpun tidak. Oleh sebab itu keseriusan di butuhkan di saat melakukan pagelaran dagelan bagi pelaku nya, dan saat menonton dagelan bagi penonton nya.

Namun ada hal yang tak perlu keseriusan dalam menonton nya. yaitu saat menonton tingkah laku para politikus, baik yang benar-benar berpolitik (walaupun pura-pura)  mengurus pemerintahan dan negara, maupun para pemangku jabatan non politis, seperti Pejabat di PSSI dan lain nya,tapi jabatan nya selalu di tarik-tarik ke dunia politik. Semua nya itu tanpa membutuhkan keseriusan saat menonton nya. Mereka sudah tampak lucu, dan menarik tertawa kita lebar-lebar, sambil menggerutu, "Gendeng kabeh".  Mungkin hal ini juga di karenakan, saat menjalankan tugas-tugas nya mereka juga tidak serius-serius amat, atau memang tidak serius sama sekali, alias babar blas, Jadi wajar bila hasil nya juga seperti pagelaran dagelan seperti yang di lakukan oleh Sule, Parto, Andre, dan Nunung cs. Yaitu  sebuah lelucon dan respon kita cukup hanya dengan mentertawakan.

Kalau tidak percaya, coba lihatlah tayangan perseteruan antara Ketua PSSI dan MENPORA, pasti senyum dari bibir anda akan tersungging dengan sendiri nya, tanpa harus serius, coba saksikan bagaimana prilaku pak NH dan ucapan nya, seperti nya merasa selalu di zalimi, padahal kita tahu, siapakah selama ini yang berbuat zalim. tapi saat di TV dia berbicara dar curhat bahwa dia sudah begitu sabar di zalimi, maka saat ini dia perlu untuk di kasihani dan di bela. hehehe.... tertawalah, mumpung tertawa belum di larang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar